Senin, 06 Oktober 2008

Libur Lebaran

Satu minggu berlibur dari rutinitas.... nikmatnya
Bangun siang
Tidak usah mandi buru-buru
Jadi penguasa dapur
Buat dua Lubang Resapan Biopori baru
Mandi keringat tanpa rasa sungkan
karena tidak bertemu siapa-siapa
Tidak perlu lihat mulut pasien
Cuti internet

Sabtu, 06 September 2008

Gudang

Senin yang lalu aku bongkar gudang di Satria. Rumah mau dikosongkan agar dapat digunakan orang lain. Banyak barang yang harus dikeluarkan. Barang-barang yang disimpan sejak 30an tahun yang lalu.

Kerja 3 jam ternyata sudah banyak menguras tenaga dan keringat. Tidak hanya itu, semua reaksi alergi muncul. Mulai dari bersin, mata berair sampai gatal-gatal di sekujur tubuh. Penuh debu! Itupun ternyata tidak membuat gudang kosong. Masih banyak barang yang belum dikeluarkan.

Hal yang menarik adalah koleksi pertukangan Papa. Semua tersimpan dengan rapi. Mulai dari alat-alat yang disusun di papan yang dibuatnya sendiri sampai sekrup, baut, paku berbagai ukuran yang sudah dikelompokkan dalam kotak-kotak tersendiri. Belum lagi sekring, starter lampu neon, kawat berbagai macam ukuran, komponen-komponen kecil alat listrik yang semuanya tersimpan dalam kotak yang tersusun sistematis. Semuanya dalam kondisi bagus dan belum berkarat karena tersimpan dalam kotak tertutup, kecuali alat-alat pertukangan di papan terbuka. Koleksi seorang penggemar elektronika yang tidak dapat diwariskan karena tidak ada anak mantunya yang mempunyai hobby yang sama dengan Papa.

Ketika membongkar lemari inilah, aku baru mengerti mengapa dulu Papa membuat gudang ini. Gudang yang besar, jauh lebih besar daripada kamar tidurku saat ini. Gudang yang penuh dengan lemari dan rak yang dibuat dengan rapi, sehingga meski terisi penuh tidak menimbulkan kesan penuh dan berantakan. Pasti Papa membuatnya untuk mempermudah pencarian barang-barangnya yang bagi Papa sangat berarti. Sifat Papa yang mengutamakan kerapihan itulah yang menyebabkan Papa mendisain gudang sejenis ini. Saat itu gudang bukan tempat menyimpan barang bekas, tapi barang-barang bermanfaat yang selalu terpakai. Sayangnya, ketika Papa tidak ada lagi, barang-barang itu menjadi tidak bermanfaat lagi. Gudang menjadi tempat barang bekas, kemudian berubah fungsi menjadi tempat barang "dibuang sayang". Tapi, hari Senin yang lalu akhirnya nasib barang-barang itu berubah menjadi "loakan", demi kosongnya rumah.

Selasa, 26 Agustus 2008

Kembali ke Nusa Kambangan

Jumat dan Sabtu yang lalu aku kembali ke Nusa Kambangan. Bukan.... bukan sebagai mantan napi yang kembali menjadi napi. Aku ke sana dalam rangka bakti sosial untuk napi-napi yang tinggal di sana. Ini merupakan kunjuganku yang ketiga. Ada beberapa perubahan yang terlihat di sana dibanding kunjunganku sebelumnya.

Pertama, jumlah LP. Ketika aku mengunjungi pertama dan kedua kali, jumlah LP di Nusa Kambangan hanya ada 4 buah, yaitu LP Batu, LP Besi, LP Kembang Kuning, LP Permisan. Sejak tahun lalu, jumlah LP bertambah 1. Nama LP sebenarnya tidak aku ingat, karena LP ini lebih dikenal sebagai SMS (Super Maximum Security). Nama ini menunjukkan tingkat pengawasan yang tentu lebih tinggi dibanding LP lainnya. Ada 4 gerbang yang harus dilalui untuk memasuki LP tersebut, sedangkan LP lainnya hanya 2 gerbang. Setiap pengunjung yang akan masuk ke LP ini harus mendapatkan stempel satu kali di tangannya dan sekali lagi ketika keluar. Ada juga yang mengatakan SMS sebagai singkatan Super Mewah Sel. Meski tidak tepat susunan katanya, tapi cukup menjelaskan bahwa LP ini memang sangat mewah dibanding LP lainnya. Hanya di SMS saja dijumpai AC! Yah, memang LP ini dihuni oleh napi-napi khusus yang perlu penjagaan khusus dan pelayanan khusus, seperti Gunawan Santoso.

Kedua, kondisi jalan di Pulau Nusa Kambangan. Meskipun sama-sama beraspal, kondisi jalan saat ini sudah lebih baik. Pada bagian depan (yang aku maksudkan dengan bagian depan adalah bagian selatan pulau yang memiliki pelabuhan feri penyeberangan ke Pulau Jawa) jalan sudah dilapis ulang dengan hotmix. Perbaikan jalan masih berlangsung dan baru mencakup kira-kira setengah panjang jalan.

Ketiga, kondisi pantai Permisan. Pantai Permisan adalah pantai yang sangat indah, karena itu disebut Permisan yang merupakan akronim permai, indah, berkesan. Ada satu LP yang disebut sebagai LP Permisan, karena letakknya yang berdekatan dengan Pantai Permisan. Pantai Permisan merupakan pantai selatan Pulau Nusa Kambangan. Ombak keras Samudra Indonesia membuat batu-batu cadas di bibir pantai menjadi batu yang indah. Percikan air laut dengan kecepatan tinggi yang memukul batu cadas membuat suatu pemandangan indah berupa kabut di atas permukaan air laut. Foto di sebelah ini bukan foto yang buram, tapi memang batu cadas tampak samar-samar karena tertutup oleh kabut percikan air laut. Pantai ini dipakai oleh Kopassus untuk melakukan upacara pelantikan, tidak heran kalau di atas satu batu cadas tertancap pisau komando Kopassus dalam ukuran besar. Foto di samping memperlihatkan pisau komando yang berdampingan dengan pohon kelapa di atas cadas. Dalam kunjungan pertama dan keduaku, pantai ini dipakai oleh rombongan bakti sosial untuk acara makan siang. Ada bangunan berdinding beton dan beratap sirap yang kami pakai untuk duduk-duduk di pantai. Semuanya sekarang sudah tidak ada, karena terhapus oleh gelombang tsunami pada tahun 2006 yang lalu. Inilah perbedaannya. Bentuk pantai juga sudah berubah. Namun keindahan pantai Permisan masih tetap ada. Keindahan yang berbeda.

Rabu, 20 Agustus 2008

Gala concert Festival 15 UPH

Senin kemarin, aku berpartisipasi dalam gala concert yang merupakan salah satu rangkaian acara Festival 15 UPH. Ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan UPH dalam rangka memasuki tahun ajaran baru. Banyak partisipan dalam konser ini : 4 paduan suara, 2 orkes, 1 grup teater, 1 tim gamelan, 1 grup tari, belum lagi beberapa solis. Hasilnya memang secara keseluruhan jadi enak ditonton dan dapat dinikmati banyak kalangan. Musik yang ringan mengiringi tarian dan pantomim yang disajikan memang membuat gala concert ini enak ditonton. Ini semua karena peran art director yang memadukan seni musik, seni gerak, seni tata cahaya, seni multi-media menjadi aksi panggung yang baik. Selain itu ada Event Organizer yang bekerja keras untuk melancarkan jalannya acara.


Namun bagi LKCCO, konser kali ini terasa ringan, tanpa beban. Latihan hanya 2 bulan tanpa ketegangan, tidak diburu-buru, karena memang lagu-lagunya ringan. It Is Well, Amazing Grace, How Great Thou Art, Coming Home, People Need The Lord, bahkan Lord's Prayer- pun dibawakan dengan gaya pop. Mungkin karena itu pula, berdasarkan pengalaman tahun lalu, banyak anggota paduan suara yang mangkir. Mangkir untuk meliburkan diri dari latihan-latihan berat selama ini. Aku lebih memilih tetap ikut latihan agar tidak kehilangan semangat bernyanyi.

Terus terang, aku lebih menikmati latihan-latihan persiapan dibanding konser itu sendiri. Dalam latihan, aku bisa mendengar suara seluruh paduan suara yang dibunyikan dengan indah. Sedangkan pada saat konser, bunyi orkes yang sudah keras ditambah lagi dengan sound system dalam ruangan berkarpet, mendorong paduan suara untuk bernyanyi mengimbangi kerasnya musik pengiring. Akibatnya, suara yang keluar menjadi tidak indah lagi, cenderung berteriak-teriak. Sangat berbeda ketika uji coba di gereja kecil dengan iringan organ, ketika kami lebih memikirikan kualitas suara dibanding kuantitas suara. Ah... rasanya kangen bernyanyi acapella lagi, seperti Locus Iste, Ave Verum ...

Satu hal tentang gala concert yang bagiku menyenangkan, yaitu kami mengenakan jubah. Hal ini membuatku tidak perlu pusing memikirkan penampilan. Tidak perlu menjahit baju baru, tidak perlu memikirkan sepatu yang pantas. Karena semuanya tertutup oleh jubah. Aku hanya mengenakan T shirt, celana jeans dan sepatu kets yang membuatku nyaman berdiri lama pada bagian akhir konser. Nyaris tanpa beban. Mungkin karena rileks itulah aku mendapat kesempatan berfoto bareng Pak Anton, pelatih Lippo Karawaci Community Choir & Orchestra yang merangkap sebagai Art Director Gala Concert kali ini. Lihat senyum kami yang seperti tanpa beban. Sebetulnya yang tanpa beban itu aku, sebab aku tahu beban Pak Anton pasti berat sebagai art director.

Minggu, 27 Juli 2008

Menjelang 6 bulan.....

Hari ini 27 Juli 2008, artinya hampir 6 bulan setelah aku membuat blog WARDOGI, jumlah pengunjung mencapai 1500 lebih! Aku ingat, pada bulan-bulan pertama, pengunjungku sedikit sekali. Dalam sebulan hanya dalam hitungan 2 tangan. Terasa lambat sekali untuk mencapai angka 200. Ada kenaikan yang cukup berarti ketika di bulan ketiga aku memasukkan fitur blogroll dan technocrati.

Dibanding blog lain, tentu hal ini bukan prestasi. Tapi bagiku, ini membangkitkan semangat. Karena berarti ada yang berminat membaca tulisanku, terutama 1 bulan terakhir. Sebelum berlibur ke Vietnam, sitemeter di blogku mencatat 800-an pengunjung. Tau-tau, beberapa hari setelah aku menuliskan laporan perjalan ke Vietnam, jumlahnya meningkat drastis, dalam 1 minggu bisa bertambah sekitar 200-an pengunjung. Rupanya tulisanku tentang Vietnam banyak dilihat orang, setidaknya foto-fotonya, karena aku tahu pengunjung dari Brazil, Canada, Uzbekistan, Swedia, dan tempat-tempat lain di luar Indonesia pasti tidak memahami tulisanku.

Pengalamanku bermain di dunia maya sangat didukung oleh penyedia layanan internet spektrum luas yang dijual murah. Hal ini membuatku bebas menjelajahi dunia maya tanpa disertai rasa was-was dan penuh perhitungan. Hal yang sebelum ini kulakukan ketika penyedia layanan internet yang ada di Indonesia semuanya mengandalkan jaringan telepon, sehingga biaya pemakaian internet dihitung berdasarkan panjangnya waktu penggunaan ditambah pulsa telepon.

Bermain-main di dunia maya bagiku sangat menarik. Banyak hal baru yang dapat dipelajari di dunia ini dan proses pencarian topik yang ingin diketahui jauh lebih cepat dan hemat energi dibanding di dunia nyata. Khususnya di Tangerang, kota yang tingkat polusinya sangat tinggi karena kemacetan yang berlangsung hampir sepanjang hari. Belum lagi, jauhnya lokasi pusat-pusat informasi dari Tangerang.

Bukan hanya informasi, pertunjukan senipun bisa kunikmati dengan fasilitas internet. Banyak karya-karya seni yang bisa kusaksikan di youtube. Aku bisa menyaksikan pertunjukan balet "Swan Lake" yang terkenal itu untuk pertama kalinya di youtube. Sebelum ini, aku hanya melihat foto pertunjukan dan berita tentang penyelenggaraan pentas Swan Lake melalui berita di koran serta mendengar musik pengiringnya di kaset. Aku bisa menyaksikan festival paduan suara tingkat dunia da menyaksikan paduan suara sekaliber Phillipine Madrigal Singers juga di youtube.

Aku bukan hanya memanfaatkan internet sebagai pemuas diriku, tapi juga sebagai tempat mengaktualisasikan diriku. Ada yang bilang, umumnya pemilik blog adalah seorang narcisius. Terserahlah apa kata dunia, bagiku blogku adalah tempatku untuk menyatakan diriku. Kalau ternyata ada orang lain yang melihat blogku, biarlah dia melihat diriku seperti apa adanya. Aku tidak bermaksud memamerkan diri.

Aku memberi nama blogku WARDOGI sebagai akronim WARUNG DOKTER GIGI, karena semula aku bermaksud menuliskan hal-hal seputar kedokteran gigi dengan bahasa yang sederhana. Banyak tulisan-tulisan pertamaku yang diambil dari pengalaman sehari-hariku bersama pasien gigiku.

Tetapi di kemudian hari, ada hasrat-hasrat di dalam diriku yang ingin aku curahkan, karena itu aku mengganti judul blogku menjadi "kupikir...", tanpa mengubah alamat blogku : wardogi.blogspot.com. Setelah mengganti judul blogku, aku merasa lebih bebas menuliskan apa saja yang aku pikirkan, tanpa dibatasi oleh profesiku. Itulah sebabnya mengapa sekarang Delta Sungai Mekong, nasi goreng dan green tips ada di dalam wardogi.

Beberapa hari lagi blogku berusia 6 bulan. Kuharap aku masih tetap memiliki semangat untuk menyalurkan hasrat-hasratku. Kuharap blogku bukan hanya menjadi tempatku menyalurkan hasrat, tapi juga menjadi salah satu sumber informasi orang lain. Mimpi yang indah, mudah-mudahan tidak hanya mimpi saja.

Selasa, 27 Mei 2008

Susahnya kalau dokter gigi sakit gigi

Beberapa hari terakhir, gigi belakang kiri bawahku berulah lagi. Memang gigi yang satu ini paling susah diurus. Sejak aku masih anak-anak dia sudah berlubang dan ditambal Om John dengan amalgam. Tambalan yang sangat kuat, bertahan tanpa masalah hingga aku berusia 20-an. Saat itu Om John sepertinya baru mempunyai seperangkat alat dan bahan komposit, jadi seluruh tambalan amalgam di mulutku (meskipun tidak bermasalah) diganti dengan komposit. Kelihatan lebih bagus memang.

Masalah pertama muncul kira-kira 10 tahun yang lalu. Gigi ini terasa sakit berdenyut. Kali ini aku berkonsultasi dengan Eng Lian, yang waktu itu sedang studi spesialisasi konservasi gigi. Setelah dibongkar, daerah tanduk pulpa distal terasa sangat nyeri, sedangkan bagian mesial tidak masalah. Partial nekrosis. Menurut Eng lian, memang gejalanya seperti itu. Rasa sakitnya melebihi pulpitis. Waktu itu gigiku di-pulp-capping. Hal ini beratahan hingga kira-kira 5 tahun.

Muncullah masalah kedua. Gigi ini terasa sakit sekali, betul-betul sakit. Sakit ini akan mereda bila aku minum atau berkumur air, juga bila angin dihembuskan ke gigi ini. Kalau hal ini terjadi pada pasienku, aku pasti akan membuka tambalan gigi dan atap pulpa gigi. Hal ini pasti efektif untuk mengatasi tekanan gas yang ada di dalam pulpa yang menimbulkan rasa sakit ini. Tapi aku tidak berani melakukannya pada diriku. Ada rasa ragu, apa betul tindakan ini efektif.... bagaimana jika hasilnya malah makin sakit.

Sore itu, aku ke Bobby. Sejak di perjalanan sampai menunggu di ruang tunggu pasien (sungguh pengalaman menjemukan...), aku mengemut air sejuk terus. Bila suhu air sudah sama dengan suhu rongga mulut, air aku telan. Sampai kembung. Benar saja, yang dilakukan Bobby terhadap gigiku ini sama seperti yang biasa aku lakukan pada pasienku. Rasa sakit langsung hilang. Perawatan selanjutnya, aku lakukan sendiri. Perawatan seadanya, karena tidak mungkin aku melakukan preparasi biomekanis di gigi sendiri, apalagi gigi kiri. Hanya dengan memasukkan pasta kalsium hidroksida dan menutupnya dengan tambalan sementara. Bila tambalan sementara berkurang, ya tambal ulang. Seperti itulah, berulang-ulang dan gigiku bertahan tanpa masalah sampai beberapa bulan yang lalu.

Inilah masalah yang ketiga dan hingga kini belum terselesaikan. Beberapa bulan yang lalu, dinding bukal gigiku retak. Jadi sakit kalau dipakai mengunyah. Kali ini gigiku ditangani Debby. Bagian gigi yang retak dipotong, ternyata sampai di bawah tepi gusi. Ruang pulpa sudah tertutup, karena penggunaan kalsium hidroksida selama 5 tahun terakhir. Debby, yang spesialis konservasi gigi, menganjurkan agar gigiku dicabut saja, karena tidak memungkinkan lagi untuk direstorasi. Ketika aku minta tolong ke drg Alex untuk mencabut gigiku, dia malah balik meyakinkanku bahwa gigiku bisa direstorasi. Weleh.... sepertinya ada rasa sungkan karena pasiennya sesama dokter gigi.

Sampai sebulan yang lalu, sisa gigi yang ditolak oleh 2 spesialis itu tidak menimbulkan masalah, msekipun dalam keadaan terbuka. Baru beberapa hari belakangan, gigiku mulai mengganggu lagi. Dugaanku periodontitis, karena beberapa bulan oklusi tidak normal. Ada rasa tidak nyaman di sekitar gigi ini, tapi enak kalau dihisap-hisap. Kalau malam, rasa tidak nyaman bertambah. Sudah waktunya dicabut, tapi aku tidak bisa mencabutnya sendiri, selain rasa tidak tega waktu menyuntik, juga kesulitan mengatur posisi mancabut karena gigi ada di sebelah kiri.

Susahnya kalau dokter gigi sakit gigi.

Kamis, 15 Mei 2008

10 hari terkapar

Gara-gara jilatan si Aedes, 10 hari aku terkapar. Jangankan menulis di blog, untuk naik ke ruang atas tempat kompi bertahta saja, aku tak sanggup. Sekali-sekali saja, kalau ada sedikit tenaga, kucatat pikiran-pikiranku di hape.


5 Mei pk 18.00
Hari ini aku coba membiasakan diri mencatat di hp dulu ide-ide yang ada di kepala supaya tidak hilang begitu saja seperti minggu-minggu lalalu waktu kompi di rumah rusak dan internet di rumah sakit ngadat terus. Pagi ini sedikit tidak enak badan dikit, mau nongkorong di bawah saja. Eh, kok keterusan sakitnya sampai sore. Warung tutup saja dulu.

7 Mei pk 20.00
Wah, kok jadi tidak karuan! Tidak enak badan yang biasanya cuma 1 haru, sekarang sudah masuk hari ketiga. Sudah periksa darah, trombosit normal, jadi tidak ada ada tanda-tanda DHF. Mungkin tifus. Lusa, kalau masih demam, cek Salmonella. Ini kata dr Suga. Yang rendah adalah eritrosit dan hemoglobin. Jadi disuruh minum vitamin penambah darah. Besok deh belinya. Ya ampuuunn, kurang darah saja kayak gini menderitanya!

8 Mei pk 10.30
Sakit hati. Tadi jam 9.45 anugerah telepon, "Kenapa belom datang?" Terdengar di latar belakang suara Ny ILS, "Kok ga bilang-bilang".
"Aku sudah sms Ny ILS"
"Ha..ha...baru liat."
Enak betul ngomongnya! Orang lagi sakit begini disuruh mendengar kata-kata seperti itu, rasanya langsung menikam jantung! Mulutnya memang berbisa sekali, sudah lama aku berhati-hati kalau berbicara dengannya.

8 Mei pk 12.30
Duh, kalau anemia seperti ini dan perlu waktu 1 bulan minum sangobion dengan penderitaan seperti ini terus, sepertinya kegiatan mencatat ide di hape betul-betul harus dilakukan. Ceritaku tentang penyakit ini saja mungkin bisa jadi beberapa posting nih...

8 Mei pk 22.00
Malam aku tidak tahan lagi dengan rasa sakit di kepalaku. tanpa konsultasi lagi dengan dr Suga, meski dengan sedikit rasa ragu, aku ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobinku sudah di atas normal (haaa...? cuma 1 sangobion!), trombosit 139 ribu, positif salmonella tyhpoid dan parathyboid beberapa tipe dan infeksi dengue. Harus opname. Sering aku beranggapan, aku tidak takut kuman karena punya daya tahan tubuh bagus hasil tempaan sejak kecil : jarang minum obat, apalagi antibiotika, biasa telanjang dada waktu balita, biasa main hujan dan panas waktu kecil, tak pernah bolos pelajaran olah raga, hidup teratur. Tidak takutlah pada kuman. Aku lebih takut polusi daripada kuman. Eh.... ternyata tak kuat juga aku!
Bisa terkapar juga di rumah sakit. Mudah-mudahan tidak lama-lama lah di sini....

9 Mei pk 8.30
Semalam tidak bisa tidur. Badan segar trus, sampai tahu 4X infus diganti. Gara-gara tadi malam disuntik neuroboran dan vit C. Jam 7 pagi waktu bangun pagi serasa tidak habis tidur. Setelah sarapan bubur tidak enak dan mandi, Okta datang. Katanya disuruh dokter Alex menungguiku sampai beliau datang. Meski kukatakan tidak perlu, dia tetap bertahan. Yang menyebalkan, dia berkeluhkesah tentang keluarganya, dari nenek sampai keponakannya. Duhhh... Okta, aku mau istirahat!

9 Mei pk 14.30
Orang-orang anugerah datang, setelah jam besuk lewat, termasuk Ny ILS. Rasa kesal belum hilang. Mereka banyak cerita lucu, tapi aku tak satu kalipun meladeni omongan Ny ILS. Kalaupun ada yang perlu ditanggapi, kutanggapi dengan menoleh ke orang lain. Kelihatan sekali dia sedang menjilat-jilat mukaku. Tentang kejadian hari Rabu kemarin, katanya "Tapi ga ada pasien yang marah kok karena disuruh pulang" Ya ealah.... pasien anugerah kan pasien penuh kepasrahan semua. "5 orang besoknya datang lagi." Bukan itu yang penting.... tapi berapa pasien yang ditolak?

9 Mei pk 15.00
Trombosit turun lagi menjadi 88 ribu, berarti positif DHF. Dokter Yudis bilang, tifusnya ringan. Rupanya dia tidak anti obat tradisional. Boleh-boleh saja mengkonsumsi Pien Tze Hwang, ankak, jambu biji. Malah dia memberi resep mengolah ankak, yaitu dengan mentimnya selama 1 jam. Lebih enak kalau dimasak pakai ayam. Ya ealah....


9 Mei pk 18.00
Hari ini memang tidak ada sakit kepala seperti kemarin. Penyebabnya rupanya bantal ketinggian. Hari ini bantal tidak dipakai lagi. Tapi kepala rasanya berputar-putar, dan berefek pada rasa mual. Tidak biasa-biasanya aku menyisakan makanan. Makanan yang tidak enak saja tetap kumakan. Kalau sampai makanan tidak kumakan, berarti sudah kebangetan, misalnya bubur tawar tanpa lauk, makanan sudah busuk atau kotor. Tapi hari ini betul-betul perutku mual, jadi tidak semua makanan yang diberikan rumah sakit bisa kuhabiskan.

10 Mei pk 8.00
Tidur semalam betul-betul tidak nyenyak. Mimpi main internet.

p10 Mei pk 18.00 Trombosit 58 ribu. Ada tab let bunga siantan buatan Pusat Studi Obat Bahan Alam UI dari Bu Joyce. Satu lagi support therapy untuk menaikkan trombosit
Ya ampunnn... Ny ILS datang lagi! Alasan menemani Pak Husen? Ada istri! Betul-betul cari perhatian dia! Tak mempan deh. aku sudah tahu sifatmu! Selain mereka, ada 3 kloter Karet! Waduh, kaya celeb neh. Tapi celeb kurang ngetop, jadi info terbaru belum tersebar. Sampai malam ini, mereka taunya aku tifus, bukan DHF.

10 Mei pk 19.30
LKCCO concert. Tidak cuma tidak jadi ikut nyanyi, nonton juga tidak bisa! Rencana sebelumnya, mau nonton dengan balerinaku. Hari ini juga ada launching LKCCO children choir. Begini nasib jadi.....

10 Mei pk 21.30
Andrea Bocelli di Metro. Ini reminder. Tapi karena ketiduran, ya tidak jadi nonton ....

11 Mei pk 6.00
Semalam untuk pertama kali sejak demam, tidur enak banget. Setelah jam besuk berakhir, dengan maksud 1 jam kemudian mau minum tablet siantan. Rasanya baru beberapa menit tidur, tau-tau sudah jam 1.30! Wah... suster-suster shift sore tidak kebagian kue deh! Setelah minum tablet, tidur lagi.Jam 5 pagi sudah segar, enak banget bangunnya. cuma pusing tidak hilang, karena trombosit rendah.

11 Mei pk 9.45
Dokter Yudis hari ini tumben visit pagi, pakai T Shir t lagi! Oops... sekarang kan minggu. Trombosit sudah tidak turunlagi, tadi pagi sudah 53ribu. Besok sudah boleh pulang. Satu lagi bukti suster ngaco : boleh ngeden! Ya am;pun, suss... yang takhyul kok dikasih tahu ke pasien.

11 Mei pk 10.00
Kemarin ada suster yang bilang kalau lagi DHF tidak boleh sikat gigi, ngeden, nupil, jalan, karena bisa terjadi perdarahan. Untuk yang lain, aku nurut saja. Tapi kalau tidak boleh sikat gigi... AKU LEBIH TAHU. Gusi sehat tidak bisa berdarah walaupun disikat. Jadi kalau DHF, justru harus disikat supaya gusi tidak meradang dan berdarah.
Tadi padi dokter Yudis tanya soal BABku yang tertahan sejak kemarin. Aku bilang aku tidak berani mencoba, karena tidak boleh ngeden. "Ah, siapa bilang... boleh kok." Didukung lagi dengan kepastian trombositku sudah mulai naik, aku abaikan semua mitos ciptaan suster kemarin. Kencing tidak mau pakai pispot di tempat tidur lagi dan mulai mencoba lagi untuk ngeden, meski beberapa kali tanpa hasil. Kalau ngupil.... dari kemarin juga aku lakukan.

11 Mei pk 15.00
Siang ini banyak yang datang. Pertama kali datang balerinaku, yang sejak kemarin memang berencana di sini selama guru pmj. Terus guru sekolah minggu dan pemuda karet. Lalu dokter Sondari. Belum pulang, datang Daisy, disusul Henny. Sekitar waktu besuk habis, Yunus datang. Karena menunggu satu lagi teman SMAK I yang paling jauh rumahnya : Otek, ngobrol teruslah... Kunjungan berakhir lewat dari pk. 14.30. Untung kondisi sudah lumayan segar, tidak harus dalam posisi tidur. Seharian ini nyaris backrest dalam posisi tegak terus.

11 Mei pk 16.30
Legaaaa banget! Aku sukses berjuang di kloset dengan bantuan 2 tablet dulcolax, yang pasti berjuang berat di perut melewati kanal yang sangat panjang dan keras. Diawali 2 jam sebelumnya oleh angin yang lebih dulu sampai ke pintu keluar dan menimbulkan bau seperti obat keriting rambut. Tidak puas dengan 1 kali pemboman kloset, 1 jam kemudian sisa-sisa peluru dihabiskan di tempat yang sama. Dokter Yudis bilang, kalau belum menanam berlian, belum boleh pulang.

12 Mei pk 6.30
Hari ini pulang . Jam 6.30 sudah selesai mandi, sekali lagi... MANDI, bukan dilaplagi! Sekalian keramas rambut yang bau banget dan bikin malu kalau dicium tamu. Trombosit pagi ini 94 ribu. Jam 9 sudah siap pulang, barang-barang semua sudah masuk tas. Tinggal tunggu dijemput guru jam 2, sambil menikmati fasilitas kamar, nonton, makan, bermalas-malasan. Bosan, main ke polis gigi, buka email yang sudah 1 minggu tidak dilihat. Balik ke kamar lagi, nonton Thomas Cup dan Uber Cup. Sebetulnya belum segar betul, masih pusing kalau duduk atau berdiri kelamaan.

Jumat, 02 Mei 2008

REPORTASE SIANG

Minggu, 27 April 2008 yang lalu, kawasan Gading Serpong dibuat heboh.
Penyebabnya adalah Bu Christiani, guru biologi SMAK I berkenan mengunjungi
workshop Lim Rusli, alias Otek, murid kesayangannya dulu. Bagaimana tidak
disayang, rata-rata nilai biologinya selama 3 tahun adalah 16 ! Sebetulnya 10,
karena sayangnya, diberi bonus 60%.

Sejak Sabtu, begitu mendapat kabar tentang rencana kunjungan Sang Guru, Otek
menjadi salah tingkah. Rupanya dia kuatir bonus yang diterimanya dulu akan
ditarik kembali kalau penyambutan tidak sempurna. Hari Minggu, dihubunginya
beberapa temannya untuk mendampinginya. Karena terlalu mepet, hanya 2 orang yang
menyanggupi yaitu Yunus dan reporter anda.

Minggu siang, di food court Sumarecon Mal Serpong tepatnya Bakmi Gang Kelinci
terjadi "temu kangen" kecil-kecilan. Ibu Christiani datang bersama Pak Tum dan
"Si Joni". "Si Joni", yang nama sebenarnya tidak diingat oleh reporter yang
sudah mulai pikun ini, adalah teman Bu Christiani yang pernah kos di rumahnya
dan mempunyai hobby yang sama, yaitu tanaman.

Makan siang, yang banyak diselingi acara kampanye biopori oleh reporter
(hehehe...), ternyata memunculkan ide tentang tempat reuni akbar gang84. Yunus
rupanya terinspirasi oleh cerita Pak Tum tentang reuni angkatan 79 yang diadakan
di aula SMAK I. Menurut Yunus, ide mengadakan reuni di aula SMAK I menarik,
karena mengurangi biaya, setidaknya biaya booking, dan tinggal menyiapkan
katering. Bagi reporter, ide ini baik, karena acara reuni dengan mengambil
tempat di sekolah akan mengembalikan suasana 25 tahun yang lalu.

Setelah makan siang, acara dilanjutkan di workshop Otek yang letaknya tidak jauh
dari Mal. Wajah Bu Christiani keliatan sumringah ketika berada di workshop. Satu
persatu tanaman diperhatikan olehnya, bahkan ulat yang sedang bersantap siang di
balik daunpun dilihatnya. 2 jam di workshop yang panas terik itu tampaknya tidak
membuatnya lelah. Pukul 15.30 rombongan meninggalkan workshop. Bu Christiani
mendapat oleh-oleh 2 buah tanaman dari mantan murid kesayangannya. Kalau tidak
salah, salah satunya akan dikembangbiakkan dengan membuat kultur jaringan,
bidang yang memang didalaminya hingga saat ini.

Nilai 16 itu tentunya tidak jadi ditarik, karena terlihat jelas Bu Christiani
bangga dengan mantan muridnya itu.

Reporter anda,
Melinda
(seperti yang diposting ke milis smak1y84gang 29 April 2008)

Wade in the water

Wade in the water
Wade in the water
Wade in the water, children
God's gonna trouble the water

I look over Jordan and what did I see?
God's gonna trouble the water
A band of angels was comin' for me
God's gonna trouble the water

When I get to heaven how happy I'll be
God's gonna trouble the water
My soul there forever, my spirit set free
God's gonna trouble the water

Lagu ini mengingatkanku pada Prof. Andre de Quadros yang kelasnya di 2nd dan 3rd Bandung Sympsium on Church choral Music kuikuti. Kelas pertamanya yang kuikuti adalah tentang musik African American Spiritual dan lagu Wade in the water merupakan lagu yang pertamakali dianalisanya. Sangat menarik dan mendalam bahasannya. Mulai dari latar belakang muncul lagu-lagu spiritual, cara melafalkan kata-kata inggris dengan lafal African American hingga cara menyaknyikannya. Benar-benar kelas yang sangat menarik.



Di Youtube bisa dijumpai beraneka anransemen dan bermacan gaya menyanyikan lagu ini. Hingga yang sudah diupload hingga hari ini, tidak ada satupun yang sama. Mulai dari Rochester A Capella Chorus, RHS Choral, Voice of Unity Youth Choir sampai Judy Henske dan Take6 dan masih banyak lagi, semuanya berbeda.
Tanggal 10 Mei ini LKCCO rencananya akan mengadakan konser lagi dan lagu ini adalah satu di antaranya. Dengan aransemen yang berbeda juga, tentunya. Sekali lagi aku tidak ikut. Banyak latihan yang tidak aku ikuti akhir-akhir ini, baik latihan bersama maupun kelas-kelas vocal building. Minggu-minggu terakhir ini aku..bukan sibuk...sedang dalam proses aklimatisasi <(stilahku sendiri khusus hanya untuk kasusku saja). Kebetulan, waktunya beberapa kali bentrok dengan latihan utama LKCCO. Sorry, Pak Anton.

1 minggu tanpa internet

Kompi di rumah beberapa hari ini mati. (gara-gara kelamaan dipakai 'kali ya?)
Internet di rumah sakit mati selama 2 minggu terakhir. Rasanya terputus dengan dunia luar. Banyak ide yang mau dituang ke sini akhirnya hilang begitu saja. Bawaannya jadi uring-uringan terus. Apa ini gejala kecanduan internet ya? (Sombong banget ya... belom juga 2 tahun kenal internet)

Hahaha.... ini kan gara-gara fastnet yang menawarkan internet murah. Dunia serasa langsung berubah setelah pasang fastnet. Dulu internet cuma dipakai untuk ambil dan kirim email,
sekali-sekali untuk cari referensi. Semuanya pakai perhitungan, jangan sampai tagihan bulanan tidak terbayarkan.

Dunia memang jadi berubah. Sekarang cari apa saja bisa lewat internet. Tahun lalu bisa beli banyak CD dan buku di amazon berkat internet. Ketemu lagi dengan teman-teman SMA gara-gara internet . Dapat teman-teman baru juga karena internet . Buku harian pindah ke internet. Setiap pagi belek di mata sangat tebal gara-gara internet juga

Kalau beberapa hari terakhir jadi tidak karuan gara-gara tidak bisa pakai internet.... apa iya ini gejala kecanduan internet? Kebetulan hari ini bisa nyambung lagi, langsung minta tolong Om Google cari tanda-tanda kecanduan internet. Salah satu hasilnya artikel di Intisari on the net. Ada 8 pertanyaan yang harus dijawab, kalau lebih dari 5 jawaban "YA", berarti sudah kecanduan internet.

Pertanyaan-pertanyaannya :
  1. Apakah Anda merasa keasyikan dengan Internet?
  2. Apakah Anda merasa perlu waktu tambahan dalam mencapai kepuasan sewaktu menggunakan Internet?
  3. Apakah Anda sering gagal dalam upaya mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan Internet?
  4. Apakah Anda merasa gelisah, suka murung, depresi, atau lekas marah ketika berusaha mengurangi atau menghentikan penggunaan Internet?
  5. Apakah Anda mengakses Internet lebih lama dari yang Anda harapkan?
  6. Sudahkah Anda merasakan risiko kehilangan relasi yang penting, pekerjaan, kesempatan pendidikan atau karier, gara-gara Internet?
  7. Apakah Anda membohongi anggota keluarga, terapis Anda, atau yang lainnya untuk menyembunyikan keterlibatan yang lebih jauh dengan Internet?
  8. Apakah Anda menggunakan Internet sebagai jalan keluar mengatasi persoalan atau menghilangkan perasaan seperti keadaan tidak berdaya, rasa bersalah, kegelisahan, atau depresi?

1,2,4,5 ya... kurang dari 5 ... syukurlah, belum termasuk kategori kecanduan. Mungkin baru sampai tingkat penikmat internet, ya?

Hari ini kebaktian serasa menyaksikan sinetron indonesia

menyanyi di bawah nada dasar yang ditentukan,
semua nyanyian dibawakan dengan gaya mars,
termasuk lagu dengan tempo lambat,
antar bait tidak ada pause,
tidak semua bait dinyanyikan,

nyaris tanpa penghayatan,
suara prokantor (atau solist?) dominan,





penyakit endemik kali ya di semua gki?

Rabu, 23 April 2008

Bukan Uncle Nick

Tunanetra itu digandeng oleh seseorang sebelum memasuki angkot yang kutumpangi dan duduk di hadapanku. Setelah itu dia mulai berbicara, dimulai dari menanyakan tujuan angkot ini. Ketika ada yang menjawab, "Saya gak tau, saya juga baru kali ini naik angkot ini", dengan galak dia menjawab, "Saya ga tanya orang yang gak tau, saya tanya orang yang tau." Jawabannya itu membuat seisi angkot menjadi tegang dan tidak ada yang mau meladeni pembicaraannya..

Meskipun tidak ada yang menanggapi, dia terus berbicara. Topik pembicaraannya berkisar tentang keluhan-keluhannya, mulai dari susahnya mencari pekerjaan, kemalangannya yang tidak bisa pulang karena tidak punya uang, sampai ketidakpedulian kerabatnya yang tidak memberinya ongkos pulang. Semuanya diucapkan dengan nada menggerutu. Sama sekali tidak menimbulkan rasa kasihan. Tidak ada satupun yang menanggapi pembicaraannya. Semua penumpang memperlihatkan wajah tegang, seolah-olah ada perampok di dalam angkot itu.

Untung aku tidak perlu berlama-lama di dalam angkot itu. Begitu sampai tempat tujuanku, aku turun. Aku membayar ongkosku dan ongkos tunanetra itu, bukan karena kasihan pada tunanetra itu tapi pada supir angkot.

Tunanetra itu memang bukan Uncle Nick dalam film Blind Fury. Sama-sama tidak perlu dikasihani. Bedanya, Uncle Nick tidak minta dikasihani sedangkan yang kujumpai tadi tidak layak dikasihani.

Selasa, 22 April 2008

40 hari meninggalnya Tante Kiem

Malam ini akan ada keramaian di rumah Tante Kiem, peringatan 40 hari meninggalnya Tante Kiem. Banyak yang sibuk demi terlaksananya peringatan hari ini, pasti karena banyak yang sayang Tante Kiem. Tante Kiem memang layak disayangi banyak orang. Selama hidupnya, Tante Kiem memang baik kepada semua orang. Selalu gembira dan tidak pernah mengeluh, rasanya. 25 tahun hidup sendiri tidak membuatnya kesepian, karena temannya banyak, keponakannya juga banyak, belum lagi cucu-cucu keponakan.

Tante Kiem selalu saja ingin memberi. Kegemarannya membuat kerajinan tangan membuatnya selalu ada alasan untuk memberi. Tahun-tahun terakhir hidupnya, Tante Kiem membuat kristik yang bergambar bintang dan shio cucu-cucunya. Setiap cucu dibuatkan 2 kristik yang telah dibingkai. Kemarin aku ke rumahnya, di kamar tempat Tante Kiem bekerja dan menyimpan karya-karya tangannya, kujumpai kristik bintang Aries. Ternyata kristik itu dulu dibuat untuk seorang calon cucunya, yang ternyata lahir beberapa hari setelah bulan yang dinaungi rasi bintang Aries berakhir. Jadi kristik itu tidak jadi diberikan.

Siapapun yang datang mengunjunginya pasti disuguhi sesuatu yang dapat dimakan, entah dibuatnya sendiri atau dibeli. Sekali waktu, aku datang pada hari puasaku. Tante Kiem merasa menyesal tidak bisa menyuguhi aku apa-apa dan menjanjikan bila aku datang lagi akan membelikan ayam kremes enak buatan tetangganya. Pada waktu lain, kami beberapa keponakan dan cucunya mengunjunginya bertepatan dengan saat Sincia. Tante Kiem sudah menyiapkan kroket-kroket mungil khas buatannya di lemari es. Semua orang yang datang pada hari akan mendapatkan kroket tersebut dalam keadaan hangat, karena Tante Kiem sengaja baru menggorengnya kalau tamu sudah datang.

Tante Kiem selalu menyenangkan orang lain dan tidak pernah menyusahkan orang lain, bahkan sampai meninggalnya. Tante Kiem meninggal dengan tenang pada pagi hari, tanpa merepotkan siapapun sebelumnya. Bahkan pembantu yang datang setiap hari sudah diberitahu agar tidak pulang bila pintu tidak dibukakan, karena mungkin Tante Kiem sudah meninggal. Bahkan duplikat kunci rumahnyapun diberikan kepada tetangganya, supaya tidak perlu repot merusak pintu apabila Tante Kiem terkunci di dalam.

Tante Kiem tidak pernah mau merepotkan orang lain. Kalau kemudian banyak orang yang menjadi repot ketika Tante Kiem meninggal, mungkin juga itu tidak disukai oleh Tante Kiem. Tapi Tante Kiem tidak bisa menolak. Kerepotan yang terjadi bukan karena Tante Kiem yang membuat, tapi itu semua merupakan ungkapan kasih orang-orang yang mengasihi Tante Kiem. Juga hari ini. Sejak beberapa hari, bahkan minggu sebelumnya, banyak orang repot. Tante Lan dan Tante Ing repot menyiapkan rumah Tante Kiem, menyiapkan makanan dan souvenir untuk acara hari ini. Liani khusus pulang ke Indonesia untuk hari ini. Semuanya sebagai ungkapan rasa sayang untuk Tante Kiem.

Kalau aku saat ini diam di rumah, tidak hadir di sana, bukan berarti aku tidak menyayangi Tante Kiem. Rumahku jauh, tidak ada kendaraan yang bisa ditumpangi malam ini. Selain itu, aku juga akan merasa asing dengan acara yang akan berlangsung malam ini, yaitu acara yang sangat katholik : missa arwah....

Kamis, 17 April 2008

"Jualan" bor tanah

Beberapa waktu yang lalu, Caroline dan beberapa temannya datang ke rumahku untuk melihat Lubang Resapan Biopori yang kubuat. Aku bersemangat sekali untuk memperlihatkan lubang-lubang dan menjelaskan fungsinya. Mereka rupanya memang berminat untuk membuat juga. Mereka telah menghubungi IPB (entah lewat jalur apa) untuk membeli bor tanah. Mereka dapat membelinya dengan harga Rp 125.000 / buah dengan pembelian minimal 50 buah. (Dulu, aku membelinya seharga Rp 185.000 + ongkos kirim) Selain itu, mereka juga akan mendapatkan pelatihan untuk pembuatan LRB. Jadi, saat ini mereka sedang berusaha mengumpulkan 50 calon pembeli bor tanah. Tanpa disuruh, aku langsung berpikir untuk ikut mencari calon pembeli. Dalam beberapa minggu, aku berhasil mengumpulkan 8 orang calon pembeli. Aku jadi makelar...???

Mungkin juga ke-8 orang itu memang berpikir aku ini makelar bor tanah. Ya ampun.... aku ini sebetulnya bukan orang yang berbakat jadi makelar. Berjualan saja tidak bisa! Kalau aku bersemangat mencari calon pembeli bor tanah, itu semata-mata agar makin banyak LRB yang dibuat. Demi keutuhan ciptaan yang sebetulnya sudah terlanjur tidak utuh. Sedih juga waktu ada yang bilang, dulu harganya Rp 90.000,-. Rasanya seperti tersirat tuduhan di dalamnya, bahwa aku mengambil keuntungan dari penjualan bor tanah itu.

Makelar bor tanah yang cari untung...?? Padahal aku hanya menyampaikan informasi,ada kesempatan untuk membeli bor tanah dan dapat pelatihan. Kalau tidak mau beli, ya sudah. Aku juga tidak bicara soal pembayaran ketika menyampaikan informasi itu. Kalau kemudian aku meminta beberapa orang untuk membayar dulu, itu semata-mata karena aku melihat di rumah Caroline sudah ada beberapa bor tanah yang didatangkan. Pengiriman bor rupanya dilakukan secara bertahap. Agar "pesananku" bisa langsung kudapat, aku langsung transfer uang sebesar 1 juta rupiah ke rekening Caroline. Tujuannya supaya pengiriman bor yang berikutnya menjadi bagianku, bagian teman-temanku. Setelah itu, baru aku minta beberapa teman untuk membayar dulu.

Sedihnya lagi... diantara beberapa teman yang membayar, ada yang cuma membayar Rp 120.000,-. Nangis lagi ah...

go green Indonesia!

Jumat, 11 April 2008

Va' pensiero (Hebrew's slavery chorus)

Va', pensiero, sull'ali dorate;
va', ti posa sui clivi, sui colli,
ove olezzano tepide e molli
l'aure dolci del suolo natal!

Del Giordano le rive saluta,
di Sionne le torri atterrate
Oh mia patria si bella e perduta!
Oh membranza si cara e fatal!

Arpa d'or dei fatidici vati,
perche muta dal salice pendi?
Le memorie nel petto reccendi,
ci favella del tempo che fu!

O simile di Solima ai fati
traggi un suono di crudo lamento,
o t'ispiri il Signore un concento
che ne infonda al patire virtu


Konser LKCCO (Lippo Community Choir and Chamber Orchestra) pada 15 Maret 2008 yang lalu menampilkan chorus yang merupakan bagian Nabucco karya Guissepe Verdi. Sebelum latihan-latihan persiapan konser ini, aku pernah mendengar chorus ini dinyanyikan beberapa kali. Semula kupikir ini bertema cinta, karena terdengar sangat manis dan terkesan berisi syair rayuan. Ternyata dugaanku salah.

Chorus ini berisi ungkapan kerinduan orang Yahudi, yang menjadi orang buangan di tanah Babilon, pada tanah airnya. Sama sekali bukan lagu cinta, apalagi rayuan. Syairnya berbicara tentang keindahan tanah air yang hanya dapat dibayangkan dan dirindukan. Terjemahannya menurut www.cpdl.org adalah :

Go, thought, on golden wings
Go and rest on rises and hills
Where the sweet and soft
Air of the native land is to breath!
Greet the shores of Jordan River,
The destroyed towers of Sion.
Oh, my country, beautiful and lost!
Oh remembrance, so dear and fated.

Golden harp of the prophetic poets
Why do you hang, dumb, from the willow?
You renew memories in our breasts,
Talking about the time that once was.
Oh, alike Solima to the poets
You draw a sound of crude mourning,
May the Lord inspire you to a concert
That may give virtue to the suffering.

Pertunjukkan yang digelar di Metropolitan Opera House dengan konduktor James Levine pada tahun 2001 bagiku sangat mengesankan. Dengan kostum, ekspresi wajah pada saat bernyanyi, bunyi yang dihasilkan, bahkan hingga beberapa saat setelah nyanyian berakhir dan mendapat sambutan dari penonton, mereka berhasil menghadirkan ekspresi orang terbuang yang sangat merindukan saat pulang ke tanah air.

Sayang, LKCCO tidak berhasil membawakan lagu ini dengan jiwa tersebut. Aku sendiri tidak tahu pasti seperti apa penjiwaan Verdi terhadap lagu tersebut. Meskipun pada latihan-latihan awal Pak Anton berhasil membuat kami menyanyikannya agak mirip seperti "budak-budak di Metropolitan Opera House" itu, tetapi konduktor tamu telah membuatnya berubah. Dalam konser, LKCCO membawakan lagu ini dengan manis, bahkan cenderung gembira

Kamis, 10 April 2008

Penutupan akses Youtube

Senin yang lalu akses Youtube ditutup oleh .... Gak cuma Youtube, tapi juga Multiply, Rapidshare dll, dan sangat mungkin juga Google, cuma gara-gara uploading film Fitna. Aku meragukan apakah memang pantas disebut film, karena lebih tepat disebut kliping, comot sana sini. Gak ada nyeni-nyeninya.

Untuk hal seuprit itu, akses ke Youtube dll ditutup. Persis sama seperti memberantas nyamuk deman berdarah dengan penyemprotan. Nyamuk gak mati, cuma migrasi sebentar, memperkuat diri lalu kembali lagi ke habitatnya. Sementara itu serangga-serangga lain, yang berguna dalam proses perkembangbiakan tumbuhan,mati.


Melalu Youtube, dokter-dokter di pelosok Indonesia dapat melihat dan belajar proses operasi yang dilakukan dokter ahli di negara maju. Melalui Youtube, banyak penimkat seni dapat melihat Swanlake yang dipentaskan dengan indah oleh balerina dari Royal Academic atau Bolsevik. Belum lagi yang dapat mengikuti masterclass Pavaroti atau Placido atau menyaksikan rekaman paduan-paduan suara kelas dunia dalam festival-festival internasional. Ini semua tidak mungkin didapatkan di Indonesia 5 tahun yang lalu. Sebaliknya Indonesia juga dapat memperkenalkan kebudayaannya yang beraneka ragam kepada dunia melalui Youtube (termasuk budaya kekerasan yang berkembang pesar saat ini )


Tapi jangan lupa, yang ditutup hanyalah akses ke youtube.com. Padahal video-video di Youtube dapat diakses dari banyak tempat. Selama ini, aku mem'bookmark" video-video bagus. Jadi setiap kali aku mau melihatnya lagi, dengan mudah aku mencarinya di bookmark. Dan kemudahan itu memang berguna, sampai saat ini aku bebas masuk Youtube.


Bagi yang tidak terbiasa mem'bookmark', cara ini bisa dipakai :

1. Buka www.google.com/ translate

2. Pada "Translate web page" ketik alamat situs misal 'youtube.com'

3. Pada menu dropdown pilihan bahasa di sebelah kanan, ubah pilihan bahasa menjadi bahasa lain to english (mis.arabic to english, atau france to english)

Selamat tetap ber Youtube

Smiley dalam posting

Beberapa hari yang lalu aku "nemu" alat untuk mengekspresikan curahan hati di sini Gambarnya lucu-lucu dan pilihannya banyak. Silakan coba, mulai saja dengan mengirim komentar pada posting ini.

Caranya :

1. Klik link
2. Pilih smiley yang disukai, klik kanan
3. Pilih "properties"
4. Copy alamat URL
5. Kembali ke halaman ini, klik "komentar" di bawah posting ini
6. Ketik < src="">

Contoh : untuk mendapatkan gambar di sebelah ini, aku menulis < src="http://www.33smiley.com/smiley/emotions/10.gif"> (tanpa spasi antara tanda < src="http://www.33smiley.com/smiley/emotions/10.gif">

Silakan mencoba

Kecap selalu nomor satu ?

Lokasi : kios kosmetik di pasar

Aku : "Ada foundation R?"
Penjaga kios dengan baju berlogo merek kosmetik "I" : "Udah biasa pakai "R" ya? Ga mau coba yang lain?"
A : "Ya, biasa pakai R"
P : "Warnanya cuma tinggal ini"
A : "Gapapa, biasanya juga warna ini"
P : "Ga mau coba "I", Bu?"
A : "Engga, ini aja. Kalo compact powdernya ada?"
P : "Terlalu keras lho, Bu. Pakai "I" aja."
A : "Engga, udah biasa pakai "R" kok."

Wajahnya mulai menunjukkan ketidakramahan. Tapi aku tetap dilayani, sampai proses transaksi selesai.
Hampir bisa dipastikan, penjaga kios itu adalah SPG kosmetik "I" yang ditempatkan di kios itu. Ada target penjualan yang sedang dikejarnya, karena itu segala usaha dilakukannya termasuk menjelek-jelekkan produk lain agar produknya laku.

Ini baru contoh dalam lingkup yang kecil, di sebuah kios di tengah pasar. Dalam skala yang lebih besar jelas nampak pada iklan-iklan yang ditayangkan di TV. Menjual produk seraya menjelek-jelekkan produk lain adalah hal biasa. Istilah "kecap selalu nomor satu" sudah tidak berlaku lagi, karena istilah ini mengijinkan produsan kecap manapun boleh menyebut produknya sebagai nomor satu. Istilah yang lebih tepat bagi persaingan dunia usaha saat ini adalah " Kecapku nomor satu, kecap lain bukan kecap, jadi jangan dikonsumsi!"

Nasi goreng

Beberapa bulan terakhir, sarapan keluargaku hanya susu dan cereal. Kadang-kadang tambah telur. Duluuuuuu.... 'kali, sarapan keluargaku sangat bervariasi, mulai dari roti, bacang, telur, misoa sup, nasi uduk, nasi kuning, wafel, bihun goreng, bubur ayam, ketoprak, soto, dll. Nasi gorengpun bisa bermacam-macam variasinya tergantung isi dan bumbu yang digunakan, diantaranya :

Nasi goreng seafood. Bumbu cukup bawang putih dikeprak, yang penting isinya : udang, potongan cumi, baso ikan, dan olahan penghuni laut lainnya. Tambahkan saus tiram...hmmmm

Nasi goreng babi. Bumbu juga bawang putih dikeprak saja, isinya ya... babi dipotong kecil-kecil. Enak juga kalau pakai lapciong (sosis babi), tapi minyak harus dikurangi karena sosisnya sudah banyak mengandung minyak. Kalau lapciong disimpan di freezer, harus dimasak cukup lama supaya semua lemaknya mencair dan tidak menempel di langit-langit waktu dimakan. Selain daging dan sosis babi, aku juga pernah memakai pakai produk babi olahan lain : hamenworst yang dipotong-potong kecil.

Nasi goreng daging lain, seperti kambing, ayam, dan produk olahannya seperti baso, sosis, dll. Bumbunya sama bawang putih. Hidup bawang putih!! Bawang putih memang pelezat dan pengharum setiap masakan! Berkhasiat mennurunkan tekanan darah pula. Untuk mendapatkan khasiatnya, bawang putih harus dilukai dan dibiarkan terkena udara sampai sekitar 15 menit sebelum dimasak. Kalau langsung dimasak, khasiatnya hilang.

Nasi goreng tek-tek. Bumbunya pasti ada bawang putihnya. Bumbu lain, ga tau, karena aku ga pernah bikin. Sebetulnya ini bukan untuk sarapan, soalnya si abang lewatnya selalu malam hari.

Semua nasi goreng di atas enaknya pakai kecap manis, apalagi kalo kecapnya SH, nyam-nyam...! Ga pernah ada iklannya, tapi kecap buatan Tangerang ini emang ga ada duanya! Tentunya garam, gula dan merica harus dimasukkan juga untuk memberi rasa. Untuk menambah jumlah protein, sebelum menumis bawang putih, telur kocok digoreng dulu sambil diaduk. Setelah menggumpal, disingkirkan ke tepi agar bagian tengah dapat dipakai untuk tempat untuk menumis bawang putih

Di bawah ini, nasi-nasi goreng lain yang ga memakai kecap, tapi tetap digoreng sehingga namanya bagiku tetap nasi goreng.

Nasi goreng ikan asin. Bumbu juga bawang putih dikeprak, isinya ikan asin. Untuk mengurangi rasa asin, ikan asin harus disedu air panas dulu dan direndam beberapa saat, lalu digoreng garing. Ikan asin ini dimasukkan terakhir setelah bawang putih ditumis dan nasi putih diaduk serta dibumbui garam, merica, gula, saus tiram. Untuk pemanis, bisa ditambah kacang polong dan potongan-potongan kecil wortel rebus. 4 sehat

Nasi goreng ham. Bumbunya bukan bawang putih, tapi bawang bombay. Cara pengolahan sama seperti nasi goreng lain. Terakhir diberi potongan-potongan kecil keju cheedar. Jadi waktu dimakan akan terasa kenyak-kenyal asin.... ma' nyus

Nasi goreng kuning. Bumbunya pasti mengandung kunyit dan bumbu-bumbu kare lainnya. Sekarang ada bumbu kari dalam bentuk kering, aku sering menggunakannya untuk membuat nasi goreng kuning. Untuk protein, aku biasanya menambahkan ayam suwir (ikut ditumis bersama bumbu) dan irisan telur dadar.

Pelengkap yang paling cocok untuk segala nasi goreng adalah timun dan tomat. Sayang tukang sayur seringkali lewat depan rumah setelah nasi goreng selesai disantap!

Aduuuhhh.. sudah lama gak sarapan nasi goreng, jadi kangen juga!

Puding cendol

Terinspirasi oleh puding lapis coklat berbahan pelarut santan dan puding susu buatan Bu Suli yang menggunakan wadah transparan, aku mencoba memanfaatkan cendol yang dijual di pasar untuk membuat puding cendol. Rasa puding tetap seperti es cendol, hanya bentuknya padat seperti agar-agar.

Pertama-tama, 1 bungkus agar-agar tanpa warna kumasak dengan 750 cc santan yang dibuat dari 1 kelapa, ditambah gula pasir 4 sendok yang ada di wadah dan sejumput garam. Selama memasak, larutan agar-agar kuaduk terus agar santan tidak pecah. Setelah mendidih, api kompor kumatikan. Lalu kusiapkan gelas-gelas plastik transparan keras yang biasa dipakai untuk mencetak agar-agar. Masing-masing gelas kuisi dengan beberapa lembar cendol tepung beras. Lalu kutuang sesendok agar-agar matang sampai seluruh cendol terendam. Setelah agak dingin dan sedikit mengeras, kuletakkan lagi beberapa lembar cendol dan agar-agar. Demikian terus kukerjakan selapis demi selapis, sampai gelas terisi kira-kira 3/4nya. Terakhir kutuang 1 sendok larutan gula jawa yang sudah disaring. Lalu gelas kututup dan puding kumasukkan ke dalam lemari pendingin.

Setelah dingin, kucoba memakannya.... aduh... manis dan gurih amat! Dan terlalu keras, sehingga konsistensi agar-agar mengganggu kenikmatan menggigit lembaran cendol. Lain kali, kalau sempat bikin lagi, takaran gula pasir harus dikurangi karena sudah ada larutan gula jawa di atasnya. Juga santan harus lebih encer untuk mengurangi kegurihan. Volume air juga harus ditambah supaya puding tidak terlalu keras.
 
Copyright 2009 Kupikir.... Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase