Sabtu, 06 September 2008

Gudang

Senin yang lalu aku bongkar gudang di Satria. Rumah mau dikosongkan agar dapat digunakan orang lain. Banyak barang yang harus dikeluarkan. Barang-barang yang disimpan sejak 30an tahun yang lalu.

Kerja 3 jam ternyata sudah banyak menguras tenaga dan keringat. Tidak hanya itu, semua reaksi alergi muncul. Mulai dari bersin, mata berair sampai gatal-gatal di sekujur tubuh. Penuh debu! Itupun ternyata tidak membuat gudang kosong. Masih banyak barang yang belum dikeluarkan.

Hal yang menarik adalah koleksi pertukangan Papa. Semua tersimpan dengan rapi. Mulai dari alat-alat yang disusun di papan yang dibuatnya sendiri sampai sekrup, baut, paku berbagai ukuran yang sudah dikelompokkan dalam kotak-kotak tersendiri. Belum lagi sekring, starter lampu neon, kawat berbagai macam ukuran, komponen-komponen kecil alat listrik yang semuanya tersimpan dalam kotak yang tersusun sistematis. Semuanya dalam kondisi bagus dan belum berkarat karena tersimpan dalam kotak tertutup, kecuali alat-alat pertukangan di papan terbuka. Koleksi seorang penggemar elektronika yang tidak dapat diwariskan karena tidak ada anak mantunya yang mempunyai hobby yang sama dengan Papa.

Ketika membongkar lemari inilah, aku baru mengerti mengapa dulu Papa membuat gudang ini. Gudang yang besar, jauh lebih besar daripada kamar tidurku saat ini. Gudang yang penuh dengan lemari dan rak yang dibuat dengan rapi, sehingga meski terisi penuh tidak menimbulkan kesan penuh dan berantakan. Pasti Papa membuatnya untuk mempermudah pencarian barang-barangnya yang bagi Papa sangat berarti. Sifat Papa yang mengutamakan kerapihan itulah yang menyebabkan Papa mendisain gudang sejenis ini. Saat itu gudang bukan tempat menyimpan barang bekas, tapi barang-barang bermanfaat yang selalu terpakai. Sayangnya, ketika Papa tidak ada lagi, barang-barang itu menjadi tidak bermanfaat lagi. Gudang menjadi tempat barang bekas, kemudian berubah fungsi menjadi tempat barang "dibuang sayang". Tapi, hari Senin yang lalu akhirnya nasib barang-barang itu berubah menjadi "loakan", demi kosongnya rumah.
 
Copyright 2009 Kupikir.... Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase