Minggu, 02 Februari 2014

Alpukat

Entah nama yang benar apa. Alpukat, alpokat, alpuket, avocado.....yang jelas buah ini ternyata enak kalau dimakan saat "mateng pu'un" tanpa campuran apa-apa.

Dari kecil, aku makan buah ini selalu dicampur kopi, susu dan gula atau dalm bentuk jus. Tahun 1993 di kapal feri dari Kupang ke Larantuka, aku terkejut melihat seorang Mama makan buah itu dengan cara menyendoknya dari kulitnya.
Kupikir....apa rasanya ya?

Tahun 2013 di Maumere dan Larantuka, aku makan buah itu dengan cara yang sama seperti Mama di feri. Wah.....ternyata memang enak sekali! Rasanya manis dan gurih. Setelah itu, di pasar aku selalu mencari buah itu dan tidak pernah menemukan buah yang seenak di Flores.
Kupikir...... saat itu buah ini hanya enak kalau tumbuh di Flores.

Minggu lalu, ada yang panen buah ini di kebun rumahnya. Aku kebagian banyaaaaak. Buahnya besar-besar dan yang penting rasanya sama seperti yang kudapati di Flores!
Kupikir.... sebetulnya buah ini terasa enak di Flores karena dimakan setelah "mateng pu'un". Di pasar Tangerang tidak pernah ada yang menjual buah ini dalam keadaan "mateng pu'un". Makanya tidak pernah ada yang menjual buah yang enak. Yang sekarang ada di rumahku adalah buah-buah yang "mateng pu'un". Makanya enak.

Kupikir....
Memang tidak mungkin menemukan buah "mateng pu'un" di Jakarta. Karena proses distribusi pànjang yang harus ditempuh untuk sampai ke tangan konsumen. Kalau dipetik saat "mateng pu'un", tentu sudah busuk begitu tiba di tangan konsumen.

Kupikir....
Enak sekali jadi orang Flores yang bisa makan buah "mateng pu'un" yang enak.

Kupikir.....
Enak sekali orang yang punya pohon buah sehingga bisa makan buah "mateng pu'un" yang enak.

Kupikir....
Enak sekali diriku yang bisa makan buah "mateng pu'un" yang enak tanpa harus ke Flores atau menanam pohonnya.

 
Copyright 2009 Kupikir.... Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase