Rabu, 09 April 2014

Keunggulan Gula Aren

Informasi petama tentang gula aren yang aku tahu adalah indeks glikemiknya lebih rendah dibanding gula tebu (35 dibanding 58). Lalu ada kenalan penggemar kopi yang kata-katanya kuingat terus, "Minum kopi enaknya pakai gula aren, karena gula aren tidak mengubah rasa kopi" Ditambah informasi yang kudapat dari koran Kompas 29 Agustus 2012, pelan-pelan aku beralih dari gula pasir ke gula aren. Tidak hanya untuk campuran kopi, tapi juga untuk masakan. Meskipun beralih ke gula aren, konsumsi gula tetap sedikit. 1 kilo dalam 3 bulan belum tentu habis di rumah dengan 3 penghuni.

Kupikir ...
Info dari Kompas edisi lama ini penting dan aku tidak mau ribet cari-cari lagi. Jadi kutulis di sini poin-poin pentingnya.

  • Gula aren merupakan kekayaan hayati asli Indonesia
  • Tebu ada di Indonesia karena dibawa oleh Belanda dan kemudian menggeser peran gula aren
  • Tanaman aren bisa menghasilkan 25 ton gula per hektar per tahun. Tebu 14 ton gula per hektar per tahun. 
  • Panen nira bisa dilakukan setiap hari, tebu tidak.
  • Aren tumbuh di hutan sekunder. Jadi harus melibatkan rakyat sebagai basis utama. (bandingkan dengan industri pabrik gula atau kelapa sawit,  rakyat hanya sebagai buruh dan penonton)
  • Akar aren dapat mengikat air dengan baik sehingga bisa ditanam di daerah yang relatif kering.
  • Aren bisa tumbuh di lahan kritis, di kontur lahan datar atau miring dan mampu mengonservasi lahan gundul. 
  • Aren juga tak memerlukan perawatan khusus atau pemupukan karena pada dasarnya merupakan tanaman hutan sehingga tak perlu pupuk dan irigasi.
  • Aren tidak rakus mengambil air dan unsur hara dalam tanah (bandingkan dengan kelapa sawit). 
  • Aren tumbuh dengan menyerap sinar matahari. Artinya, menjual produk dari pohon aren sama dengan menjual sinar matahari yang sangat banyak di Indonesia dan gratis.
Kupikir...
lebih memilih gula aren dibanding gula tebu bukan cuma soal memanjakan lidah saat ngopi
tapi juga
soal rasa nasionalisme, karena aren memang milik Indonesia asli
soal keberpihakan pada kesejahteraan rakyat
soal think and do green, not only go green (banyak investor tebu dan kelapa sawit di Indonesia yang memiliki program CSR go green, karena itu aku anti istilah go green)

Tentang gula di National Geographic

Kupikir...
Artikel National Geographic edisi Agustus 2013 ini sangat menarik. Artikel yang didukung hasil pengamatan Richard Johnson, ahli ginjal di University of Colorado Ulasan 8 halaman tentang gula yang mengingatkanku untuk mengkonsumsi gula secukupnya sesuai kebutuhan tubuh. Namun pembahasan yang bagiku paling menarik adalah hal mutasi gen yang muncul untuk pertahanan diri nenek moyang manusia ternyata menjadi pembunuh bagi manusia modern.

Kupikir....
aku perlu membuat ringkasan artikel ini di sini agar aku mudah membacanya lagi di saat memerlukannya.

  • Sukrosa mengandung glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang sama. Fruktosa adalah jenis gula yang ada pada buah. Fruktosa menyebabkan gula pasir terasa manis. Glukosa diproses oleh banyak sel  pada tubuh. Fruktosa terutama diproses di hati. Jika makan gula terlalu banyak dalam bentuk yang cepat dicerna, hati kita memecah fruktosa dan menghasilkan lemak yang disebut trigliserida.
  • Gula menimbulkan kecanduan, karena gula dalam aliran darah akan merangsang pusat kesenangan otak, mirip respons tubuh terhadap heroin dan kokain.
  • Produsen makanan low fat seringkali memasukkan  gula untuk menggantikan rasa dalam makan­an tanpa lemak.
  • Sebelum jaman es, bangsa kera bertahan hidup dengan makan buah. Jaman es menimbulkan kelaparan. Terjadi mutasi genetik yang menjadikan bangsa kera menjadi pengolah fruktosa yang sangat efisien dengan menyimpannya dalam bentuk lemak sehingga  cukup untuk mempertahankan hidup selama berbulan-bulan. Faktor mutasi inilah yang diturunkan pada semua spesies kera, termasuk manusia.
Kupikir...
Manusia bukan keturunan kera.
Darwin pun tidak pernah menyatakan bahwa kera itu nenek moyang manusia.
Namun aku percaya kesimpulan hasil penelitian metabolisme gula ini.
Aku hanya mau menkonsumsi gula sesuai dengan kebutuhan tubuhku.


 
Copyright 2009 Kupikir.... Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase