Minggu, 01 Februari 2009

Langkah pertama - kenekadan mengatasi rasa takut

Pertama kali aku mendengar istilah "Segala sesuatu harus dimulai dengan langkah pertama" adalah ketika Valen mengucapkannya tahun 1992. Mungkin sebelumnya pernah ada yang menyebutkannya atau pernah kubaca, tapi tidak bermakna mendalam bagiku. Waktu itu belum ada PDGI cabang NTT. Tidak ada yang berani memulai, karena ragu-ragu melihat medan yang sulit ditempuh untuk mempertemukan seluruh dokter gigi se-NTT. Tidak ada yang berani mencalonkan diri menjadi ketua, mungkin merasa sungkan dengan beberapa dokter gigi senior yang sudah berada di Kupang selama belasan atau puluhan tahun. Ketika suara terbesar memilih Valen untuk menjadi ketua, kata sambutannya diawali dengan istilah di atas. Dia bersedia melakukan langkah pertama itu dan setelah itu PDGI cabang NTT mulai tumbuh...entah bagaimana keberadaannya sekarang.

Bukan PDGI cabang NTT yang mau kubicarakan di sini. Tapi istilah "Segala sesuatu harus dimulai dengan langkah pertama". Seringkali bagian tersulit dari suatu pekerjaan adalah melakukan langkah pertama.

Ada rasa ragu ketika aku pertama kali menginjak pedal untuk menggerakan motor pemutar mata bor di dalam handpiece. Takut kalau mata bor itu berputar terlalu cepat dan menggerinda jaringan gigi yang sehat. Ternyata yang membuat mata bor salah menggerinda bukan besarnya tekanan kakiku pada pedal, tapi tremor tanganku yang menggetarkan handpiece. Perlu beberapa kali latihan dan sedikit kenekadan untuk membiasakan koordinasi kaki dan tangan dalam mengontrol gerakan mata bor. Syukurlah tahap ini aku lalui dalam usia mudaku, sehingga tidak terlalu sulit untuk melakukan langkah pertama mengebor gigi. Gigi asli, namun yang sudah tercabut dari rahang dan ditanam pada rahang tiruan yang terbuat dari gips.

Ada langkah pertama yang cukup sulit dilakukan karena terjadi ketika aku tidak muda lagi, yaitu ketika belajar mengendarai motor. Terlalu banyak hal yang aku pertimbangkan, sehingga kadar nekadku sangat kecil dibandingkan pertimbangan-pertimbanganku. Ketika sekali waktu motorku jatuh di U turn, hal ini membuatku takut untuk mulai belajar lagi. Perlu waktu berbulan-bulan dan diomeli guru hebatku serta tentunya kenekadan untuk membuatku berani untuk belajar lagi.

Ada sebuah langkah pertama yang prosesnya sangat lama. Perlu waktu 30 tahun bagiku untuk menciptakan momen bernafas selama berenang. Aku belajar berenang sejak usia 13 tahun. Setiap minggu aku berenang dengan rombongan sekolahku. Dari pertemuan tiap minggu itu, aku belajar berenang dengan gaya bebas, gaya punggung, gaya katak. Hanya satu kekuranganku, yaitu tidak mengambil nafas selama berenang. Hanya satu, tapi artinya aku tidak bisa berenang! Banyak orang berusaha mengajarkanku mengambil nafas, mulai dari guru olahraga yang memang kewajibannya sebagai guru sampai teman-teman yang merasa kasihan melihatku berenang dengan gayaku. Semua orang yang berusaha mengajariku pasti sudah melihatku yang keselak air setiap kali mau mengambil nafas. Aku baru berhasil mengambil nafas dengan benar belum lama ini. Ternyata bukan kenekadan yang diperlukan untuk mengambil nafas, tapi ketenangan pada saat mengubah arah wajah dari menghadap air menjadi menghadap udara. Semudah itu. Langkah pertama yang harus diperjuangkan selama 30 tahun! Setelah itu aku sangat menikmati renang.

Langkah pertama belum tentu bermanfaat. Kadang-kadang setelah melalui perjuangan berat untuk melakukan langkah pertama, ternyata tidak ada apa-apa di depan. Atau setelah langkah pertama dilalui dengan berat, juga beberapa langkah selanjutnya, ternyata jalan yang diambil salah, karena ada jalan lain yang sangat mudah dilakukan tanpa perlu perjuangan berat untuk melakukan langkah pertama.

Saat ini aku belum berhasil melakukan langkah pertama untuk scuba diving : mencemplungkan diri ke dalam air dengan cara melangkah ke dalam air. Aku sendiri tidak tahu apa yang membuatku takut untuk masuk ke air dengan cara melangkah. Meskipun aku pernah melakukannya sekali, aku tidak tahu apa yang membuatku mampu melakukannya. Tidak ada yang kuingat, tau-tau aku sudah berada di air. Yang pasti aku tetap dapat melakukan scuba diving tanpa perlu melangkah ke dalam air sebelumnya, karena aku dapat masuk air dengan cara menjatuhkan punggung lebih dahulu. Golongan langkah pertama yang mana ya ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Kupikir.... Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase