Lokasi : kios kosmetik di pasar
Aku : "Ada foundation R?"
Penjaga kios dengan baju berlogo merek kosmetik "I" : "Udah biasa pakai "R" ya? Ga mau coba yang lain?"
A : "Ya, biasa pakai R"
P : "Warnanya cuma tinggal ini"
A : "Gapapa, biasanya juga warna ini"
P : "Ga mau coba "I", Bu?"
A : "Engga, ini aja. Kalo compact powdernya ada?"
P : "Terlalu keras lho, Bu. Pakai "I" aja."
A : "Engga, udah biasa pakai "R" kok."
Wajahnya mulai menunjukkan ketidakramahan. Tapi aku tetap dilayani, sampai proses transaksi selesai.
Hampir bisa dipastikan, penjaga kios itu adalah SPG kosmetik "I" yang ditempatkan di kios itu. Ada target penjualan yang sedang dikejarnya, karena itu segala usaha dilakukannya termasuk menjelek-jelekkan produk lain agar produknya laku.
Ini baru contoh dalam lingkup yang kecil, di sebuah kios di tengah pasar. Dalam skala yang lebih besar jelas nampak pada iklan-iklan yang ditayangkan di TV. Menjual produk seraya menjelek-jelekkan produk lain adalah hal biasa. Istilah "kecap selalu nomor satu" sudah tidak berlaku lagi, karena istilah ini mengijinkan produsan kecap manapun boleh menyebut produknya sebagai nomor satu. Istilah yang lebih tepat bagi persaingan dunia usaha saat ini adalah " Kecapku nomor satu, kecap lain bukan kecap, jadi jangan dikonsumsi!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar