Jumat, 11 April 2008

Va' pensiero (Hebrew's slavery chorus)

Va', pensiero, sull'ali dorate;
va', ti posa sui clivi, sui colli,
ove olezzano tepide e molli
l'aure dolci del suolo natal!

Del Giordano le rive saluta,
di Sionne le torri atterrate
Oh mia patria si bella e perduta!
Oh membranza si cara e fatal!

Arpa d'or dei fatidici vati,
perche muta dal salice pendi?
Le memorie nel petto reccendi,
ci favella del tempo che fu!

O simile di Solima ai fati
traggi un suono di crudo lamento,
o t'ispiri il Signore un concento
che ne infonda al patire virtu


Konser LKCCO (Lippo Community Choir and Chamber Orchestra) pada 15 Maret 2008 yang lalu menampilkan chorus yang merupakan bagian Nabucco karya Guissepe Verdi. Sebelum latihan-latihan persiapan konser ini, aku pernah mendengar chorus ini dinyanyikan beberapa kali. Semula kupikir ini bertema cinta, karena terdengar sangat manis dan terkesan berisi syair rayuan. Ternyata dugaanku salah.

Chorus ini berisi ungkapan kerinduan orang Yahudi, yang menjadi orang buangan di tanah Babilon, pada tanah airnya. Sama sekali bukan lagu cinta, apalagi rayuan. Syairnya berbicara tentang keindahan tanah air yang hanya dapat dibayangkan dan dirindukan. Terjemahannya menurut www.cpdl.org adalah :

Go, thought, on golden wings
Go and rest on rises and hills
Where the sweet and soft
Air of the native land is to breath!
Greet the shores of Jordan River,
The destroyed towers of Sion.
Oh, my country, beautiful and lost!
Oh remembrance, so dear and fated.

Golden harp of the prophetic poets
Why do you hang, dumb, from the willow?
You renew memories in our breasts,
Talking about the time that once was.
Oh, alike Solima to the poets
You draw a sound of crude mourning,
May the Lord inspire you to a concert
That may give virtue to the suffering.

Pertunjukkan yang digelar di Metropolitan Opera House dengan konduktor James Levine pada tahun 2001 bagiku sangat mengesankan. Dengan kostum, ekspresi wajah pada saat bernyanyi, bunyi yang dihasilkan, bahkan hingga beberapa saat setelah nyanyian berakhir dan mendapat sambutan dari penonton, mereka berhasil menghadirkan ekspresi orang terbuang yang sangat merindukan saat pulang ke tanah air.

Sayang, LKCCO tidak berhasil membawakan lagu ini dengan jiwa tersebut. Aku sendiri tidak tahu pasti seperti apa penjiwaan Verdi terhadap lagu tersebut. Meskipun pada latihan-latihan awal Pak Anton berhasil membuat kami menyanyikannya agak mirip seperti "budak-budak di Metropolitan Opera House" itu, tetapi konduktor tamu telah membuatnya berubah. Dalam konser, LKCCO membawakan lagu ini dengan manis, bahkan cenderung gembira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Kupikir.... Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase