Keramah-tamahanan orang Indonesia yang dulu terkenal itu bukan basa-basi dan masih ada lho....
Pagi pertamaku di Desa Tiwu Sora di Flores. Saat itu aku sedang berdiri di
depan rumah kepada desa. Udara berkabut, angin bertiup kencang, ada
sedikit gerimis. Aku mengenakan sweater untuk menahan dingin masuk tubuh.
Beberapa kali penduduk lewat di depan rumah dan selalu berhenti untuk
menyapa, menanyakan asal-usulku, kapan datang, menginap di mana,
apakah aku tidak kedingingan dan tidak jarang ditutup dengan ajakan
mampir ke rumahnya untuk minum kopi.
Yang paling menyentuh
adalah pertemuan dengan seorang ibu yang sedang dalam perjalanan ke
paroki untuk doa pagi. Setelah panjang lebar bercakap-cakap, dia
bertanya mengapa aku tidak menggunakan sarung (maksudnya sarung tenun
ikat seperti yang umum digunakan penduduk di sana untuk menahan dingin,
seperti terlihat di foto ini). Kujawab, "Saya tidak bawa sarung. Ibu
itu bilang, "Sebentar Mama, saya ambil sarung di rumah dulu untuk Mama
ee". Aku berusaha keras menolaknya, karena aku memang tidak
memerlukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar