Jumat, 21 Maret 2014

Kupikir...... makanan Thailand tidak terlalu istimewa

Salah satu hal penting yang pasti kami lakukan apabila berada di suatu tempat yang baru adalah mencicipi makanan khas tempat tersebut. Kebetulan aku dan guru hebatku adalah pemakan segala dan membiasakan balerinaku untuk menyukai segala makanan. Jadi, salah satu kegiatan yang pasti masuk jadwal acara cuti adalah makan! Dan, selalu kami makan 3 kali sehari agar tidak kehilangan kesempatan mencicipi makanan khas tempat yang kami kunjungi. Diet yang berbeda sama sekali dengan diet sehari-hari kami. Jangan heran, setiap akhir cuti tubuh kami melar ke depan dan ke samping, sementara pipi kami bertambah montok selain tentunya kulit yang lebih gelap. Hal yang terakhir bukan karena makanan kami, tetapi karena kebiasaan kami beraktivitas di udara terbuka selama cuti dan dengan sendirinya terpapar sinar matahari.

Selain Tom Yam Kung (aku baru tahu Kung berarti udang) dan nasi goreng nanas yang sudah biasa kami jumpai di Indonesia, ada beberapa makanan Thailand yang kami cicipi dalam cuti tahun ini. Hampir semua makanan kami dapati di pinggir jalan atau pasar malam. Kami sengaja tidak makan di restoran untuk mendapatkan cita rasa asli makanan Thailand. Berikut ini adalah beberapa makanan yang kami cicipi :

SOM TUM

Som Tum atau papaya salad banyak dijual di tepi jalan, biasanya dijual bersama daging berbumbu kuning yang disate dalam ukuran besar dan ketan hangat. Som Tum berisi parutan kasar wortel, pepaya muda, kol yang 'dibebek' dalam alu yang ukurannya lebih besar daripada alu untuk rujak bebek. Bahan-bahan ini dibebek bersama kepiting kecil yang sudah diolah lebih dulu, ebi, bawang putih, sejenis terasi, garam, air jeruk lemon dan kacang. Cara pembuatannya yang unik secara psikologs menambah enak rasa salad ini.

Ada sejenis lagi salad yang tidak sempat kucatat namanya. Sama seperti Som Tum, salad ini dibuat sesaat sebelum dimakan. Isinya adalah beberapa jenis seafood yang direbus, kulit ceker ayam rebus, wortel dan kol iris, soun rebus, bawang merah, tomat, daun ketumbar, daun bawang yang diaduk menjadi satu dalam mangkok dan dibubuhi saus sambal, cuka, garam dan beberapa jenis larutan yang tidak kuketahui. Rasanya segar, sama seperti umumnya salad.

Kupikir.... salad-salad ini unik, manambah wawasanku tentang keanekaragaman salad. Namun soal rasa..... tidak ada yang menandingi rujak pengantin, apalagi dengan bumbu kacang buatan maminya Sian Ing.

PAD THAI

Ini adalah makanan pertama yang kami makan begitu tiba di Bangkok. Pad Thai adalah mi yang digoreng bersama toge, wortel iris dan kecap. Ada beberapa jenis mi di Thailand : mi seperti ada di Indonesia yang berwarna kekuningan, bihun dari tepung beras, bihun dari tepung ketan, kuetiaw dan cicongfan. Yang baru buatku adalah bihun dari tepung ketan. Pad Thai biasanya dijual bersama sate sosis, baso dan olahan daging lainnya buatan pabrik yang diberi bumbu manis asam sebelum dibakar.

Kupikir...... rasa Pad Thai biasa saja, sama seperti mi goreng di Indonesia. Bahkan, menurutku di Indonesia jauh lebih enak, karena ada baso, udang, ayam atau daging lainnya, dan bumbu yang digunakan lebih banyak sehingga menghasilkan citarasa yang bikin kangen.

NAMRIK

Namrik adalah adalah sayur-sayuran mentah (terong bulat, kecipir, timun, toge panjang, daun slada dan lain-lain) yang dilalap dengan saus yang terbuat dari udang. Sayang aku tidak sempat mengicipi, karena aku menjumpainya hanya sekali dan dalam keadaan sangat kenyang.


OMUK

Omuk adalah sejenis pepes dengan cara membungkus berbeda seperti pepes di Indonesia. Omuk dibungkus hingga bentuknya seperti bungkusan jongkong kopyor. Bumbu yang digunakan memang berbeda dengan pepes di Indonesia. Rasa kari-nya menonjol ditambah dengan daun ....... ah, aku tidak tahu namanya..... daun yang bentuk dan ukurannya seperti daun kemangi, berbau seperti minyak telon. Daun ini juga yang dijumpai dalam Pho, yang menjadi makanan pokok orang Vietnam.

MASAMAN

Masaman adalah sejenis kari yang berisi irisan kentang, wortel, serta daging ayam, sapi, ikan atau babi. Bedanya, ada tambahan rasa asam dan manis.

Masih ada beberapa jenis makanan lain yang tidak kucatat namanya, karena memang tidak terlalu istimewa. Rasa umumnya sama, ada pedas dan asam di hampir semua makanan.



Kemudian ada makanan-makanan yang sama seperti di Indonesia seperti laksa, mi pangsit, nasi hainam, nasi kuning. Kupikir...... soal rasa, untuk makanan yang sama di Indonesia rasanya lebih enak, lebih bervariasi bumbunya dan isinya.


Begitu juga snacknya, umumnya sama seperti di Indonesia : kue lapis, bubur ketan hitam, bubur candil, dan lain-lain.





Ada beberapa hal yang unik karena baru kujumpai di Thailand :

1. Daging babi merupakan salah satu pilihan daging yang dapat 'dicemplungkan' ke dalam kuah kari, masaman dan kuah bersantan dan berbumbu lainnya. Suatu hal yang tidak pernah kujumpai dan kubuat selama ini.

2. Kacang mede ternyata enak juga bila ditumis bersama daging, bawang bombay, bawang putih dan kecap. Selama ini kami makan kacang mede hanya sebagai camilan.






3. Cakwe dimakan dengan cara mencocolnya pada sejenis bubur sumsum yang agak cair berwarna hijau dan diberi santan.







4. Martabak telur dengan isi yang berbeda, bukan hanya campuran kopyokan telur, daging cincang dan daun bawang. Dengan nama Thai Pan Cake, kulit martabak yang garing itu bisa diisi dengan beraneka macam pilihan, dari pisang dan buah-buahan lain, keju, selai dan lain-lain. Setelah itu di atasnya dituang susu kental manis.




5. Mangga dimakan dengan ketan. Pada awalnya, kami sama sekali tidak berminat untuk mencoba campuran yang aneh itu. Ternyata boleh juga, karena mangga diolah dulu dengan gula sehingga rasanya seperti makan ketan dengan kinca manis.





Ada sejenis makanan yang menjadi obsesi kami sejak masih di Indonesia, yaitu gorengan serangga mulai dari bentuk ulat, kepompong hingga serangga dewasa. Ini semua gara-gara Andrew Zimern yang pernah memakannya dan menyiarkannya melalui Discovery Travel dan Living. Syukurlah.... makanan ini kami jumpai di pasar malam di daerah Khao San, Bangkok pada hari pertama cuti kami dan ternyata kemudian kami menjumpai ada banyak juga di tempat lain. Rupanya serangga adalah camilan biasa di Thailand. Serangga yang digoreng dibumbui garam dan potongan daun bawang goreng. Ada 1 jenis serangga yang agak jarang dijumpai, yaitu kalajengking. Kami tidak mengicipinya, bukan karena tidak mau.... tapi harganya yang tidak masuk akal 10 baht untuk 1 ekor.... hehehe... sayang saja mengelurkan uang sebesar itu untuk camilan yang sekali telan habis.

Kupikir....... dibanding makanan Thailand, makanan Indonesia jauh lebih bervariasi dalam rasa, bentuk dan kandungannya.
Kupikir....... seharusnya makanan Indonesia mempunyai nilai jual lebih tinggi dalam dunia pariwisata dibandingkan makanan Thailand.
Kupikir....... makanan Indonesia bisa menjadi impian pelancong-pelancong di seluruh dunia.

2 komentar:

Diana Indah mengatakan...

berapa lama di Bangkok ? lengkap banget liputan makanannya :)

Melinda mengatakan...

cuma 1 hari...hehehe.... cuma nyobain Pad Thai di Bangkok. Yang lainnya di tempat lain.

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Kupikir.... Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase